![]() |
Pada
Masa Kolonial Belanda, PT. Timah Tbk dulunya ada 3 nama perusahaan Belanda yang
berbeda-beda yaitu :
1. Bangka
Tin Winning Bedrijft (BTW)
2. Gemeenschaappelijke
Mijnbouw Maatschaappij Billiton (GMB)
3. Singkep
TIN Exploitatie Maatschappij (SISTEM)
Dan kemudian pada tahun 1953 – 1958,
Ketiga perusahaan Belanda tersebut dilebur menjadi tiga perusahaan Negara
terpisah yaitu:
1. BTW
menjadi PN Tambang Timah Bangka
2. GMB
menjadi PN Tambang Timah Belitung
3. SITEM
menjadi PN Tambang Timah Singkep
Setelah melewati tahap tersebut, pada
tahun 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara Tambang-tambang
Timah (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan
tersebut.
Pada tahun 1968, Ketiga perusahaan Negara
dan BPU tersebut dilebur kembali menjadi Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.
Ketika tahun 1976, PN Tambang Timah diubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT Tambang Timah (Persero)
yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Setelah mencapai tahun 1991 – 1995 PT
Tambang Timah (Persero) merestrukturisasi perusahaan yang antara lain adalah
relokasi kantor pusat dari Jakarta ke Pangkalpinang, pelepasan aset yang tidak
berkaitan dengan usaha pokok perusahaan & melakukan ekspor perdana logam
timah dengan kadar timbel yang rendah dengan merek Bangka Low Lead ke Jepang.
Barulah pada tahun 1995 , PT Tambang Timah
(Persero) melakukan penawaran saham umum perdana dan sejak saat itu 35 % saham
perusahaan dimiliki oleh publik dan 65 % sahamnya masih dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia.
Pada tahun 1998, PT Tambang Timah
(Persero) Tbk merubah anggaran dasar perseroan dan berubah menjadi PT Timah
(Persero) Tbk dan juga melakukan diversifikasi usaha dengan membentuk sejumlah
anak perusahaan yaitu PT Tambang Timah, PT Timah Industri, PT Timah Investasi
Mineral, PT Timah Eksplomin, PT Dok & Perkapalan Air Kantung (DAK), dan
Indometal London Ltd.
Kemudian pada tahun 2003, Kerjasama
Operasi (KSO) antara PT Timah & PT Sarana Karya (SAKA) dalam pengolahan
aspal di Pulau Buton.
Di
tahun 2006, Anak perusahaan PT Timah Tbk, PT Timah Industri mendivestasikan
275.000 sahamnya di Plimsoll Corporation, Pte, Ltd, Singapore kepada Sky
Alliance Global Holding, Ltd. Penghentian pencatatan (listing cancellation)
atas Global Depositary Receipts (GDR) di London Stock Exchange (LSE) dan sejak
itu saham perseroan hanya tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
Kemudian pada tahun 2008, PT Timah
(Persero) Tbk meresmikan tanur 9 & perluasan pabrik Electrolytic Refining
(ER) yang merupakan proses metamorphosis dr perkembangan industry dan
perkembangan timah dunia yang cukup drastis dari tahun 2003 – 2004.
Barulah pada tahun 2009, tepatnya pada
tanggal 17 Januari 2009, Peletakan batu pertama pembangunan pabrik Tin Chemical
sebagai salah satu usaha Perseroan dalam pengembangan produk hilir.
Dan
sekarang pada tahun 2012, tepatnya tanggal 1 Februari 2012 terbentuklah INATIN
dimana PT. Timah dan Anak perusahaan yang menjadi anggotanya.
Sumber: www.timah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentar Anda. Komentar, Saran, dan Kritik akan sangat membantu kami menjadi lebih baik. Semua Kritik dan Saran akan diterima dengan senang hati. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.